PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI DESA KEMBANG KECAMATAN PACITAN KABUPATEN PACITAN

Authors

  • R. Rinawati Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Teknologi Yogyakarta
  • Annisa Mu'awanah Sukmawati Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Teknologi Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.takoda.2020.012.01.2

Keywords:

Desa Kembang, Desa Tangguh Bencana, Penanggunalan Bencana.

Abstract

Desa Kembang adalah salah satu desa di Kabupaten Pacitan yang rentan mengalami bencana banjir. Desa Kembang telah ditetapkan sebagai Desa Tangguh Bencana (Destana) sejak tahun 2012. Meskipun dana tanggap darurat, dana untuk Pengurangan Risiko Bencana (PRB) untuk program Destana Desa Kembang sudah tersedia, dan penyelenggaraan pendanaan sudah dilakukan dengan baik, namun masih terdapat indikator-indikator pada penyelenggaraan penanggulangan bencana yang belum efektif. Artikel ini bertujuan untuk menilai penyelenggaraan penanggulangan bencana program Destana di Desa Kembang. Penelitian menggunakan metode kuantitatif melalui teknik analisis deskriptif kuantitatif dengan Skala Likert dan skoring. Indikator yang digunakan, meliputi peta dan kajian risiko, peta dan jalur evakuasi serta tempat pengungsian, sistem peringatan dini, pelaksanaan mitigasi struktural, pola ketahahan ekonomi masyarakat, perlindungan kesehatan pada kelompok rentan, pengelolaan sumber daya manusia untuk PRB, dan pengelolaan aset produktif masyarakat. Sumber data diperoleh dengan metode pengumpulan data primer melalui kuesioner, observasi, dan wawancara, serta metode pengumpulan data sekunder melalui telaah dokumen. Teknik pengambilan sampel menggunakan Stratified Random Sampling dengan jumlah sampel 100 responden, meliputi pemerintah desa, tim siaga dan tanggap bencana (TSB), Karang Taruna, serta masyarakat umum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana Desa Kembang melalui program Destana sudah efektif karena delapan indikator yang digunakan berada pada daerah respon efektif. Indikator yang paling efektif adalah ketersediaan peta dan jalur evakuasi, serta tempat pengungsian (74%). Sedangkan indikator yang paling tidak efektif adalah perlindungan aset produktif utama masyarakat (63%). Maka dapat disimpulkan bahwa, dari segi perencanaan penyelenggaraan penanggulangan bencana telah dipersiapkan dengan baik dengan membuat dokumen kajian risiko bencana dan tempat serta jalur evakuasi bencana. Namun, jika dilihat dari aspek ketahanan ekonomi atau terkait produktivitas masyarakat masih belum optimal. Padahal, aspek ekonomi adalah salah satu aspek yang paling terdampak bencana dan perlu diantisipasi langkah tindak lanjutnya. Diperlukan upaya dari pemerintah dan pemangku kepentingan lain dalam mencari alternatif ekonomi untuk ketahanan ekonomi masyarakat.

References

Adinata, I., Hakim, M. L., & Utaminingsih, A. (2017). Analisis Tata Kelola Desa Tangguh Bencana dalam Perspektif Pengurangan Risiko Bencana (Studi di Desa Banjarsari Kecamatan Gabus Kabupaten Pati). Journal of Governance and Policy, 3(1), 1–12.

Aini, N., Ulfah, I. F., & Afala, L. M. (2018). Efektivitas Program Desa Tangguh Bencana Di Desa Sirnoboyo Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan Tahun 2017. Journal of Governance and Policy, 4(2), 50–61.

BNPB (2012). Peraturan Kepala BNPB Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana. Jakarta: BNPB.

BPBD Kabupaten Pacitan. (2014). Dokumen Kajian Resiko Bancana Kabupaten Pacitan Tahun 2014-2018. Pacitan: BPBD.

Buchari, A., Santoso, M. B., & Marlina, N. (2017). Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Desa Tangguh Bencana di Kabupaten Garut (Studi Kasus di Desa Pasawahan Kecamatan Tarogong Kaler). Jurnal Analisis Dan Kebijakan Publik, 3(1), 1–13.

Buchari, R. A. (2019). Manajemen Mitigasi Bencana dengan Kelembagaan Masyarakat di Daerah Rawan Bencana Kabupaten Garut Indonesia. Sembadha 2019: Seminar Nasional Dan Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat, 1–7.

Buchari, R. A., Darmawan, I., & Ramdhan, K. M. (2019). Institutional Capacity Building Of Disaster-Resilient Village in Garut Regency. Proceedings IAPA Annual Conference, 103–117. https://doi.org/10.30589/proceedings.2019.233

Febriana, Sugiyanto, D., & Abubakar, Y. (2015). Kesiapsiagaan Masyarakat Desa Siaga Bencana Dalam Menghadapi Gempa Bumi di Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmu Kebencanaan, 2(3), 41–49.

Idhom, A. M. (2017, November 28). Banjir dan Longsor di Pacitan: 11 Orang Tewas dan 13 Desa Terendam. Retrieved from Sosial Budaya: tirto.id

Oktari, R. S. (2019). Peningkatan Kapasitas Desa Tangguh Bencana. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(2), 189. https://doi.org/10.22146/jpkm.29960

Pinakesti, N. H., & Husein, R. (2018). Persepsi Masyarakat Terhadap Program Desa Tangguh Bencana di Desa Pondokrejo Kecamatan Tempel Kabupaten Sleman Tahun 2017. http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/18884/10.NASKAH PUBLIKASI.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Pemerintah Kabupaten Pacitan. (2010). Gambaran Umum Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2009 - 2028. Pacitan: Sekertaris Daerah.

Pemerintah Kabupaten Pacitan. (2020). Kecamatan Pacitan dalam Angka 2019. Pacitan: Badan Pusat Statistik Kabupaten Pacitan.

Putra, I. W. K. E., & Diatmika, I. P. G. (2019). Rintisan Desa Tangguh Bencana (Destana) Di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, 4(2), 161–166. https://doi.org/10.23887/jiis.v4i2.16531

Rachmawati, Y., Kismartini, & Suharyanto. (2018). The Flood Disaster Management Model in Wonosari Village Semarang City. E3S Web of Conferences, 73, 4–7. https://doi.org/10.1051/e3sconf/20187308031

Rahman, A. Z. (2017). Kapasitas Daerah Banjarnegara dalam Penanggulangan Bencana Alam Tanah Longsor. Jurnal Ilmu Sosial, 16(1), 1–8.

Septiana, T. C. (2013). Lesson Learned Peralihan Mata Pencaharian Masyarakat Sebagai Ketahanan Terhadap Perubahan Iklim Kelurahan Mangunharjo. Jurnal Wilayah Dan Lingkungan, 1(2), 123–140. https://doi.org/10.14710/jwl.1.2.123-140

Setyawati, D. N., & Pambudi, A. (2018). Efektivitas Program Desa Tangguh Bencana di Desa Argomulyo, Cangkringan, Sleman, DIY. Adinegara, 7, 1100–1110.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Susilowati, F., & Siswanta, L. (2016). Peningkatan Kapasitas Masyarakat Dalam Menghadapi Risiko Bencana Berbasis Gender. Jurnal SEMAR, 5(1), 41–49.

Taslim, I., & Akbar, M. F. (2019). Koordinasi Publik untuk Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Banjir pada Pelaksanaan Pembangunan Berkelanjutan Gorontalo. Jurnal Wilayah Dan Lingkungan, 7(2), 63–78. https://doi.org/10.14710/jwl.7.2.29-44

Wardani, N. R., & Putra, D. F. (2016). Strengthening Local Capacity for Disaster Risk Reduction (Case Study: Disaster Resilient Village in Batu City, East Java, Indonesia). Advances in Social Science, Education and Humanities Research, 79, 13–17. https://doi.org/10.2991/icge-16.2017.3

Downloads

Published

2020-08-15

How to Cite

Rinawati, R., & Sukmawati, A. M. (2020). PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI DESA KEMBANG KECAMATAN PACITAN KABUPATEN PACITAN. Jurnal Tata Kota Dan Daerah, 12(1), 15–28. https://doi.org/10.21776/ub.takoda.2020.012.01.2

Issue

Section

Articles