Tingkat Perubahan Bangunan Hindia Belanda di Kawasan Cagar Budaya Kotabaru, Kota Yogyakarta
DOI:
https://doi.org/10.21776/ub.takoda.2021.013.02.5Keywords:
heritage, typology, building transformation, dutch east indies building, Kotabaru, YogyakartaAbstract
Kota Yogyakarta merupakan kota pusaka yang memiliki enam kawasan cagar budaya. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta 186/KEP/2011 tentang Penetapan Cagar Budaya menetapkan kawasan cagar budaya yang salah satunya adalah Kawasan Cagar Budaya Kotabaru. Kawasan Cagar Budaya Kotabaru memiliki karakteristik kawasan yang menerapkan konsep garden city dengan langgam bangunan kolonial dan indis serta memiliki pola radial konsentris. Seiring dengan perkembangan zaman, Kawasan Cagar Budaya Kotabaru yang semula difungsikan untuk permukiman berubah menjadi zona perdagangan dan jasa serta zona perkantoran. Perubahan fungsi bangunan ini menyebabkan pengelola/pemilik bangunan memiliki peluang untuk merubah fasad bangunan hindia belanda yang disesuaikan dengan tren yang lebih modern. Lebih dari 40% bangunan hindia belanda di Kawasan Cagar Budaya Kotabaru mengalami perubahan dan masih terus berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tipologi bangunan hindia belanda dan mengetahui tingkat perubahan bangunan hindia belanda di Kawasan Cagar Budaya Kotabaru. Data penelitian diperoleh dari observasi dan wawancara yang akan diolah menggunakan architectural micro analysis dan analisis tingkat perubahan bangunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perubahan elemen bangunan memiliki rata – rata tingkat perubahan yang kecil dan bahkan tidak ada perubahan.
References
Arahman, A., Afifuddin, M., & Yusuf, S. (2018). Studi Konservasi Bangunan Cagar Budaya Di Dalam Kawasan Rencana Pengembangan Pelabuhan Bebas Sabang. Jurnal Arsip Rekayasa Sipil Dan Perencanaan, 1(1), 43–52.
Bianca, S. (2015). Morphology as the Study of City Form and Layering. Reconnecting The Cities: The Historic Urban Landscape Approach and the Future of Urban Heritage, 85–111.
Gayatri, P., Antariksa, & Suryasari, N. (2014). Pelestarian Bangunan Kolonial Belanda Rumah Dinas Bakorwil Kota Madiun. Arsitektur E-Journal, 7(1), 39–51.
Hadiyanta, I. E. (2017). Konservasi dan Pengendalian Kotabaru. Buletin Pelestarian Warisan Budaya dan Cagar Budaya Mayangkara Nieuwe Wijk, 4, 19-21.
Inajati. (2017). Mengharap Lestarinya Kawasan Cagar Budaya Kotabaru. Buletin Pelestarian Warisan Budaya dan Cagar Budaya Mayangkara Nieuwe Wijk, 4, 22-25.
Kumurur, V. A. (2015). Pengaruh Gaya Arsitektur Kolonial Belanda pada Bangunan Bersejarah di Kawasan Manado Kota Lama. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI, 167–172.
Kurniawan, J. (2017). Wajah Lama Kotabaru (4th ed.). UPT. Balai Pelestarian Warisan Budaya dan Cagar Budaya Dinas Kebudayaan DIY.
Provinsi DIY. (2017). SK Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 237/KEP/2017. Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.
Provinsi DIY. (2017). SK Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 239/KEP/2017. Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.
Provinsi DIY. (2019). SK Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 195/KEP/2019. Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.
Purnomo, H., Waani, J. )., & Wuisang, C. E. V. (2017). Gaya & Karakter Visual Arsitektur Kolonial Belanda Di Kawasan Benteng Oranje Ternate. 14(1), 23–33.
Ristyan Nugroho, D., Basuki Kurniawan, E., & Kusuma Wardhani Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, D. (2017). Tipologi Fasade Kolonial Di Koridor Jalan Gajah Mada, Kecamatan Sidoarjo. Jurnal Tata Kota Dan Daerah, 9(1), 61–68.
Rizqiyah, F. (2016). Arahan Desain Fasad Koridor Jalan Songoyudan untuk Memperkuat Citra Visual Area Perdagangan Bersejarah di Surabaya. EMARA: Indonesian Journal of Architecture, 2(1), 13.
Veenendaal, M. (2015). Building Modernity; Indische Architecture and Colonial Autonomy, 1920-1940. June, 1920–1940.
Wahyu, H. T. (2011). Pelestarian dan Pemanfaatan Bangunan Indis di Kawasan Kotabaru. Tesis.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Vionna Ariella Fauzia, Eddi Basuki Kurniawan, I Nyoman Suluh Wijaya

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).